BPJS Ketenagakerjaan Harus Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

logoBPJS Info - Jakarta. Investasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang akan resmi beroperasi pada 1 Januari 2014 harus bisa menggerakkan sektor riil dan membuka lapangan kerja. Dengan demikian, kehadiran BPJS Ketenagakerjaan bisa dirasakan manfaatnya bukan saja oleh peserta tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Yang terpenting bagi Jamsostek yang akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan adalah bagaimana bisa berperan tidak saja mensejahterakan pekerja tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi bangsa," ujar Direktur Investasi Jamsostek Jeffry Haryadi dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Dikatakan, untuk bisa merealisasikan hal tersebut, minimal aturan pelaksana UU BPJS Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai investasi harus sama dengan aturan dalam PP No 22 tahun 24 tentang Pengelolaan dan Investasi Dana Jamsostek. Dia berharap investasi BPJS Ketenagakerjaan tidak dibatasi pada deposito saja.
Menurut Jeffry, jika 10% dari dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan bisa digunakan untuk investasi langsung seperti penyertaan modal, maka banyak usaha yang bisa dikerjakan seperti pembangunan properti ataupun infrastruktur. Dengan dana misalnya sekitar Rp15 triliun untuk investasi langsung, lanjut dia, tenaga kerja yang bisa diserap mencapai ribuan orang.
"Ini tentu akan bisa mengurangi pengangguran dan juga meningkatkan daya beli masyakarat. Selain itu mereka yang bekerja juga akan membayar iuran kepada BPJS Ketenagakerjaan. Jadi semuanya bisa bergerak simultan," papar Jeffry.
Sementara itu, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali Situmorang mengatakan, investasi BPJS Ketenagakerjaan seharusnya tidak dibatasi hanya obligasi. Pasalnya, mereka membutuhkan dana yang besar untuk memberikan kesejahteraan kepada pesertanya.
"Kalau bukan dari hasil investasi dari mana dana BPJS nantinya untuk memberikan manfaat tambahan bagi peserta," tegasnya.
Untuk itu, Chazali juga berharap pemerintah mengeluarkan aturan investasi yang bisa memberikan kebebasan bagi BPJS Ketenagakerjaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pesertanya. Namun investasi tersebut tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian.
Menurut Direktur Umum dan SDM PT Jamsostek, hingga akhir Agustus 2013, PT Jamsostek membukukan laba sebesar Rp 2,07 triliun. Jumlah tersebut sudah mencapai 98% dari target laba tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun.
"Meski kondisi ekonomi sedang bergejolak tapi kami optimistis target laba akan tercapai tahun ini. Sampai Agustus saja sudah 98% dari RKAP," ujarnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar